Ilmuwan Jepang Meneliti Manfaat Berpuasa Bagi Kesehatan
Banyak sekali artikel yang menyebutkan mengenai manfaat berpuasa bagi kesehatan tubuh yang bisa ditemui. Pada artikel tersebut banyak menyoroti bagaimana puasa ini ternyata dapat memberikan dampak baik bagi tubuh tentunya berkaitan dengan kesehatan. Apalagi di Indonesia mayoritas adalah pemeluk agama Islam yang sudah menjadi hal yang sunnah dan wajib untuk menunaikan puasa. Bahwasanya ada seorang ilmuwan Jepang yang melakukan penelitian mengenai manfaat berpuasa ini. Dan ternyata hasil dari penelitian beliau mendapatkan sebuah penghargaan Anugerah Nobel di dalam Fisiologi dan Pengobatan (Nobel Prize in Physiology or Medicine) pada tahun 2016 tentang Manfaat Berpuasa bagi Kesehatan (Health Benefit of Fasting) .
Ilmuwan Jepang
Beliau adalah Dr. Yoshinori Ohsumi, Ph.D yang lahir pada 9 February 1945 di Fukuoka, Jepang. Beliau mendapatkan gelar Dr. pada tahun 1974 kemudian gelar Ph.D dari universitas yang sama yaitu University of Tokyo. Pada tahun 2016 Dr. Yoshinori Ohsumi, Ph.D meraih nobel di bidang Pengobatan dan Psikologi atas riset yang ia namakan autophagi. Jadi konsep autophagi ini tujuannya adalah membuat tubuh lapar. Diketahui saat tubuh seseorang lapar, sel-sel tubuhnya tentu juga lapar. Kemudian sel-sel yang lapar ini nantinya memakan sel-sel di dalam tubuh yang sudah rusak ataupun sel mati yang sudah tidak digunakan tubuh, supaya tidak menjadi sampah dalam tubuh. Oleh karenanya sel-sel tubuh ketika lapar akan berusaha membersihkan tubuh dari dalam.
Dalam bahasa Yunani Kuno, istilah autophagi ini bermakna ‘makan diri sendiri‘. Proses authopagi ini dilaporkan memiliki peran penting juga dalam melawan sel penyakit seperti kanker, masalah imun tubuh dan sistem saraf. Sehingga dalam proses autophagi ini dapat memastikan sel tubuh tetap sehat. Berkat penelitian beliau ini, tentu menjadi rujukan serta inspirasi pada penelian dan studi seluruh dunia.
Ilmuwan yang dikenal dengan Dr. Yoshinori Ohsumi, Ph.D telah membuktikan dan mendapatkan jika dikala seorang lapar (melakukan puasa) dalam jangka waktu tidak kurang dari 8 jam hingga 16 jam, secara alamiah badan membentuk protein dalam tubuh yang disebut autophagisom atau autophagosom. Protein Autophagisom tersebut beliau analogikan sebagai sapu raksasa yang mengumpulkan sel-sel mati, rusak dan sudah tidak digunakan oleh tubuh bahkan membahayakan kalau dikeluarkan. Tentunya banyak sekali sumber dari sel-sel ini yang diantaranya banyak dihasilkan oleh sel kanker, sel bakteri, virus ataupun kuman yang menyebabkan penyakit. Sehingga Protein autophagisom ini nantinya akan menghancurkannya dengan memakan sel-sel tersebut baru kemudian mengeluarkannya. Dalam risetnya, Dr. Yoshinori Ohsumi, Ph.D menganjurkan agar seseorang melakukan praktek berpuasa atau membuat lapar diri sendiri dalam 2 atau 3 kali seminggu.
Manfaat Berpuasa
Bagi muslim Indonesia, puasa merupakan ibadah yang diwajibkan selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan selain puasa sunnah yang juga dianjurkan. Sehingga dalam puasa ini konsep autophagi sudah diterapkan bagi muslim secara umum sejak 15 abad yang lalu oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam tubuh yang berpuasa juga terjadi autolisis yaitu perombakan tubuh organisme yang mati oleh enzim tanpa bantuan bakteri. Dilansir dari WebMD, autolisis adalah penguraian tubuh oleh zat endogen yang berlangsung paling cepat terjadi pada organ pankreas dan perut. Proses autolisis ini biasanya bekerja dengan baik pada saat tubuh rutin berpuasa atau pada saat berpuasa di bulan ramadhan. Sehingga dengan berpuasa bagi muslim secara tidak disadari memberikan manfaat berpuasa bagi kesehatan.
Selama berpuasa, tubuh sering kali mengalami rasa lemas di jam-jam tertentu terutama pada siang hari seperti lemas hingga tak bertenaga. Pada kondisi lemas ini tubuh membuang sel-sel mati atau rusak di dalam tubuh kita. Kalau dipikirkan, tubuh kita terutama organ pencernaan hampir tidak pernah berhenti bekerja. Dikarenakan tidak hanya saat makan saja namun pencernaan juga bekerja setelahnya. Pada saat makan, organ pencernaan akan bekerja untuk rentang waktu sekitar 8 jam. Sehingga saat tubuhg berpuasa akan beristirahat dalam melakukan pemrosesan makanan yang selanjutnya akan bisa beralih untuk melakukan bersih-bersih tubuh, inilah Autolisis. Info ini dilansir dari halaman website health.grid.id.
Seperti itulah manfaat berpuasa bagi kesehatan serta bagaimana proses yang dilakukan tubuh selama kita berpuasa. Manfaat berpuasa ini sebagaimana dijelaskan di atas juga menarik perhatian oleh ilmuwan untuk diteliti yang salah satunya adalah Dr. Yoshinori Ohsumi, Ph.D ilmuwan asal Jepang. Dengan riset miliknya tentang autophagi menjelaskan dibalik manfaat berpuasa bagi kesehatan yang oleh Dr. Yoshinori Ohsumi, Ph.D mendapatkan penghargaan nobel di tahun 2016 lalu.
Anggit Tinarbuka
Sumber referensi:
https://www.nobelprize.org/
https://www.webmd.com/
https://health.grid.id/
https://en.wikipedia.org/
Tag: manfaat berpuasa, berpuasa bagi, yoshinori ohsumi, berpuasa, berpuasa bagi kesehatan, manfaat berpuasa bagi kesehatan, manfaat berpuasa di bulan ramadhan, manfaat berpuasa dalam islam, manfaat berpuasa bagi tubuh, apa manfaat puasa bagi kesehatan, manfaat puasa bagi kesehatan tubuh, manfaat puasa bagi kesehatan, manfaat puasa ramadhan bagi kesehatan